Ada sebuah pertanyaan yang
menarik dari salah seorang adik kelas saya di kampus. Ia bertanya saat dalam
sebuah forum diskusi. Kurang lebih begini pertanyaannya..
“Mbak, gimana sih cara ngatasin males? Sebenernya udah ada niat gitu
buat ngelakuin, tapi susah banget geraknya. Tapi niat mah udah bulet”,
tanyanya sambil menampilkan wajah resah akan keluhannya terhadap permasalahan
yang dihadapi.
Sontak saya tersenyum, merasakan
juga apa yang adik kelas saya rasakan. Hanya saja, mungkin karena saya lebih
tua sehingga perang melawan malasnya mungkin jauh lebih banyak dan sedikit
lebih berpengalaman, heheh.
Jadi begini, pada dasarnya
pertanyaan bagaimana cara menghilangkan malas tidak bisa dijawab dengan menggunakan
sebuah pernyataan saja. Tidak seperti ilmu matematika yang jika diberi rumus A
maka akan langsung ketemu jawabannya. Paling banter kalau nggak langsung
ketemu, ya pakai rumus turunan dan endingnya
akan ketemu juga dengan jawaban yang sama.
Namun dalam kasus persoalan “malas”
ini, tidak bisa serta merta hanya mengatakan “Males ya dilawan. Jangan mau kalah”. Maka rasanya jawaban itu
terlalu simpel dan hambar. Semua juga tau kalau malas dilawan. Maka
pertanyaannya jadi bertambah “cara ngelawannya gimana?”. Hmmmm..
Pada dasarnya segala kebaikan itu
pasti berat saat dilakukan. Mengapa? Karena syetan akan selalu menggoda dari
arah manapun dan dalam kondisi apapun. Itulah mengapa jihad yang paling sulit
ialah jihad melawan hawa nafsu, melawan hawa-hawa negatif dan berperang melawan
syetan. Tatkala malas itu menghadang, percayalah bahwa semakin banyak energi yang
kita keluarkan untuk suatu kebaikan, maka semakin banyak pula pahalanya. Energi
yang besar tentu pahalanya juga besar.
Berbeda halnya saat kita hendak
melakukan suatu kemaksiatan. Hal-hal yang sekiranya kurang bermanfaat sebut
saja nongkrong, pacaran, dan lainnya, tentu rasanya sangat mudah, karena syetan
mendukung dengan seluruh daya upayanya. Membisikki kita dari berbagai arah.
Mendorong dengan semangat luar biasa agar kita terjerumus dalam kubang
kemaksiatan. Mudah sekali rasanya karena memang tidak membutuhkan energi yang
lebih atau bahkan tanpa mengeluarkan energi. Karena memang tidak ada pahalanya,
sehingga energi melawan hawa nafsunya pun tidak perlu dikerahkan.
Maka, jawaban atas pertanyaan “Cara
Mengatasi Malas” adalah kembali pada penyelesaian kita masing-masing. Setiap
orang punya caranya masing-masing, namun yang harus menjadi semangat utama saat
malas itu melanda adalah “PAHALA BESAR, ENERGI JUGA BESAR”. Perkara hal apa yang
harus dilakukan, itu kembali ke diri kita sembari diiringi dengan doa, “Yaa Allah, jangan bikin saya males ya Allah.
Ya Allah, berilah saya semangat ya Allah, agar waktu saya bisa dipergunakan
dengan baik. Yaa Allah, males itu nggak enak, tolooonglah hamba Yaa Allah,
toloooong”.. Demikianlah doanya. Doa versi kita masing-masing. Karena
sesungguhnya malas kita berasal dari Allah dan semangat kita pun dari Allah, dan
Allah adalah sang Maha Membolak-balikan hati .
Insya Allah deh, saat kita
menyerahkan segalanya ke Allah dan sedikit-sedikit ngadunya ke Allah, maka
insya Allah ada aja solusinya. Entah kita dipertemukan dengan seseorang,
diperlihatkan sesuatu, ditegur lewat video, buku, teman, dan lainnya. Jangan
berpikir terus gimana caranya. Kalau kata Aa Gym, stress itu kebanyakan mikir
dan kurang dzikir, pun dengan malas. Syaratnya adalah yakin 100% bahwa Allah
yang akan memberikan solusi, bukan yang lainnya. Adapun jika saat malas
kemudian dipertemukan dengan sesuatu yang biasa disebut “moodboster”, maka jangan sampai mengatakan gara-gara moodboster jadi nggak malas lagi. Bukan
demikian, karena sebaik-baiknya moodboster
adalah Allah. Kalau moodbosternya es
krim, bukan karena es krimnya yang bikin tenang, tetapi Allah. Allah yang
memberikan kita rezeki untuk makan es krim, maka Alhamdulillah, atas izin Allah
jadi tenang lewat es krim. Es krim hanya perantara saja, bukan penyebab utama.
Karena penyebabnya tentu Allah :)
Jadi, kalau malas, kuncinya
adalah : Ingat Allah, yakin bahwa pahala
besar membutuhkan energi yang besar pula.
Adapun doa yang diajarkan oleh
Rasulullah yang biasa dilantunkan saat dzikir pagi dan petang. Berikut doanya :
“Allahumma inni a’uudzu bika minal hammi wal khazan, wa a’udzu bika
minal ‘ajzi wal kasal, wa ’auudzu bika minal jubni wal bukhl, wa ‘auudzu bika
min gholabti daini wa kohrirrijal
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih,
kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang
dan kesewenang-wenangan orang”
Wallahualam.
#8th30DWC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar positifmu akan semakin membangkitkan gairah menulisku :)