Pages

Kamis, 08 Desember 2016

Obat Malas?



Ada sebuah pertanyaan yang menarik dari salah seorang adik kelas saya di kampus. Ia bertanya saat dalam sebuah forum diskusi. Kurang lebih begini pertanyaannya..

Mbak, gimana sih cara ngatasin males? Sebenernya udah ada niat gitu buat ngelakuin, tapi susah banget geraknya. Tapi niat mah udah bulet”, tanyanya sambil menampilkan wajah resah akan keluhannya terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sontak saya tersenyum, merasakan juga apa yang adik kelas saya rasakan. Hanya saja, mungkin karena saya lebih tua sehingga perang melawan malasnya mungkin jauh lebih banyak dan sedikit lebih berpengalaman, heheh.

Jadi begini, pada dasarnya pertanyaan bagaimana cara menghilangkan malas tidak bisa dijawab dengan menggunakan sebuah pernyataan saja. Tidak seperti ilmu matematika yang jika diberi rumus A maka akan langsung ketemu jawabannya. Paling banter kalau nggak langsung ketemu, ya pakai rumus turunan dan endingnya akan ketemu juga dengan jawaban yang sama.

Namun dalam kasus persoalan “malas” ini, tidak bisa serta merta hanya mengatakan “Males ya dilawan. Jangan mau kalah”. Maka rasanya jawaban itu terlalu simpel dan hambar. Semua juga tau kalau malas dilawan. Maka pertanyaannya jadi bertambah “cara ngelawannya gimana?”. Hmmmm..

Pada dasarnya segala kebaikan itu pasti berat saat dilakukan. Mengapa? Karena syetan akan selalu menggoda dari arah manapun dan dalam kondisi apapun. Itulah mengapa jihad yang paling sulit ialah jihad melawan hawa nafsu, melawan hawa-hawa negatif dan berperang melawan syetan. Tatkala malas itu menghadang, percayalah bahwa semakin banyak energi yang kita keluarkan untuk suatu kebaikan, maka semakin banyak pula pahalanya. Energi yang besar tentu pahalanya juga besar.

Berbeda halnya saat kita hendak melakukan suatu kemaksiatan. Hal-hal yang sekiranya kurang bermanfaat sebut saja nongkrong, pacaran, dan lainnya, tentu rasanya sangat mudah, karena syetan mendukung dengan seluruh daya upayanya. Membisikki kita dari berbagai arah. Mendorong dengan semangat luar biasa agar kita terjerumus dalam kubang kemaksiatan. Mudah sekali rasanya karena memang tidak membutuhkan energi yang lebih atau bahkan tanpa mengeluarkan energi. Karena memang tidak ada pahalanya, sehingga energi melawan hawa nafsunya pun tidak perlu dikerahkan.

Maka, jawaban atas pertanyaan “Cara Mengatasi Malas” adalah kembali pada penyelesaian kita masing-masing. Setiap orang punya caranya masing-masing, namun yang harus menjadi semangat utama saat malas itu melanda adalah “PAHALA BESAR, ENERGI JUGA BESAR”. Perkara hal apa yang harus dilakukan, itu kembali ke diri kita sembari diiringi dengan doa, “Yaa Allah, jangan bikin saya males ya Allah. Ya Allah, berilah saya semangat ya Allah, agar waktu saya bisa dipergunakan dengan baik. Yaa Allah, males itu nggak enak, tolooonglah hamba Yaa Allah, toloooong”.. Demikianlah doanya. Doa versi kita masing-masing. Karena sesungguhnya malas kita berasal dari Allah dan semangat kita pun dari Allah, dan Allah adalah sang Maha Membolak-balikan hati .

Insya Allah deh, saat kita menyerahkan segalanya ke Allah dan sedikit-sedikit ngadunya ke Allah, maka insya Allah ada aja solusinya. Entah kita dipertemukan dengan seseorang, diperlihatkan sesuatu, ditegur lewat video, buku, teman, dan lainnya. Jangan berpikir terus gimana caranya. Kalau kata Aa Gym, stress itu kebanyakan mikir dan kurang dzikir, pun dengan malas. Syaratnya adalah yakin 100% bahwa Allah yang akan memberikan solusi, bukan yang lainnya. Adapun jika saat malas kemudian dipertemukan dengan sesuatu yang biasa disebut “moodboster”, maka jangan sampai mengatakan gara-gara moodboster jadi nggak malas lagi. Bukan demikian, karena sebaik-baiknya moodboster adalah Allah. Kalau moodbosternya es krim, bukan karena es krimnya yang bikin tenang, tetapi Allah. Allah yang memberikan kita rezeki untuk makan es krim, maka Alhamdulillah, atas izin Allah jadi tenang lewat es krim. Es krim hanya perantara saja, bukan penyebab utama. Karena penyebabnya tentu Allah :)

Jadi, kalau malas, kuncinya adalah : Ingat Allah, yakin bahwa pahala besar membutuhkan energi yang besar pula.

Adapun doa yang diajarkan oleh Rasulullah yang biasa dilantunkan saat dzikir pagi dan petang. Berikut doanya :

“Allahumma inni a’uudzu bika minal hammi wal khazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa ’auudzu bika minal jubni wal bukhl, wa ‘auudzu bika min gholabti daini wa kohrirrijal

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang”


Wallahualam.

#8th30DWC   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar positifmu akan semakin membangkitkan gairah menulisku :)

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com